Suku Batin

00.32 Edit This 0 Comments »

SUKU BATIN.

  Letak                               : Jambi
  Populasi                            : 70.000 jiwa
  Bahasa                              : Batin
 

Suku Batin tinggal di bagian interior provinsi Jambi. Rumah panggung, desa pedalaman dan beberapa kota kecil Bangko, Tabir, Jangkat, Sungai Manau, Muara Bungo dan Rantau Padan terletak di wilayah Sarolangun Bangko dan Bungo Tebo. Wilayah ini berbatasan dengan wilayah paling berbahaya dari Bukit Barisan. Suhu di wilayah di bagian barat rendah, tapi di bagian lembah sebelah timur suhunya tinggi dan lembap. Tiga sungai membagi wilayah suku Batin: Batang Merangin, Batang Bungo dan Batang Masumai. Selain suku Batin, wilayah ini ditempati oleh suku Kubu, Jambi dan Kerinci. Bahasa Batin adalah cabang dari bahasa Melayu dan sangat mirip dengan bahasa Jambi.

Suku Batin suka hidup berpindah-pindah. Mereka sangat menjunjung tinggi gotong royong. Gotong royong juga sering ditunjukkan dari hubungan antar desa. Biasanya hubungan antara kepala desa sangatlah baik. Mata pencaharian utama suku Batin adalah pertanian, cocok tanam, mengumpulkan hasil hutan, mendulang emas dan memancing. Ladang mereka di sebut Umo Talang, mereka menanam padi, karet, kopi dan tanaman lain. Kebudayaan Batin sepertinya adalah campuran kebudayaan Minangkabau dan Jambi. Seperti Minangkabau, pertalian keluarga diteruskan secara matrilineal, tapi laki-laki masih memegang peran sebagai kepala rumah tangga. Suku ini sudah mengenal madrasah sebagai alternatif pendidikan selain sekolah umum. Setiap keluarga besar (piak) dipimpin oleh seorang tetua (ninik mamak). Para ninik mamak di dalam satu dusun memilih seorang pemimpin yang diberi gelar Rio. Dalam setiap keluarga, persiapan pembangunan rumah baru dimulai ketika seorang putri lahir. Rumah ini dibangun dengan ukuran 9 x 12 meter, lengkap dengan lumbung dan tempat menyimpan barang pusaka. Biasanya rumah mereka dihias dengan ukiran tanaman dan hewan. Rumah tradisional mereka biasa disebut Kajang Lako.

Hampir seluruh suku Batin memeluk agama Islam. Tetapi sebagian dari mereka masih memegang kepercayaan animisme, sihit dan berhala. Contohnya, wilayah Serampas merupakan tempat tinggal dari orang-orang yang memiliki sihir. Di sana ditemukan dua makam sakral dari dua wanita legenda yaitu Si Mata Empat dan Si Pahit Lidah. Kedua wanita ini dipercaya mewariskan kemampuan sihir/supranatural mereka pada suku Batin.

Sebagian besar penduduk batin hidup dengan sistem migrasi cocok tanam "tebas dan bakar". Wilayah dengan sistem tersebut membatasi kegiatan cocok tanam mereka di hanya di daerah yang terkena sinar matahari. Oleh karena itu, hasil pertanian mereka relatif sedikit. Jadi mereka membutuhkan peningkatan pengetahuan untuk mengembangkan sistem cocok tanam yang lebih baik. Mereka juga membutuhkan air bersih dan transportasi darat yang efisien. Suku Batin masih tergantung pada sungai yang digunakan sebagai sumber air minum karena perusahaan air minum belum menjangkau daerah mereka. Sungai juga merupakan sarana transportasi yang lebih banyak digunakan karena transportasi darat masih sangat minim dan mahal.


0 komentar: