Budidaya cabe

00.48 Edit This 0 Comments »

1 Tanaman cabe merupakan tanaman hortikultur sayuran buah semusim,oleh sebagian masyarakat Indonesia menggunakan cabe sebagai penyedap masakan, dan penghangat badan, maka tanaman cabe dikenal dengan sayuran rempah dan bumbu dapur.

Berbagai difersifikasi pengolahan hasil tanaman cabe, cabe diolah berbagai bentuk seperti cabe bubuk, saus cabe, cabe kering, untuk masakan-masakan pedas dan lain sebagainya,

Untuk itu komoditi cabe harus selalu tersedia di pasar meskipun terjadi fluktuasi harga karena harga tiba-tiba menurun ketika komoditi di pasar melimpah tapi permintaan berkurang, terutama pada saat sebelum lebaran sampai lebaran idul fitri, idul adha, tahun baru dan sebagainya. Budidaya cabe harus di usahakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Untuk membudidayakan tanaman cabe tidak diperlukan sutu hamparan yang luas, tetapi tanaman cabe dapat dibudidayakan di pematang-pematang sawah atau di pinggir jalan pada areal persawahan. Seperti yang dilakukan oleh petani desa Danau Kedap Kabupaten Muaro Jambi.

Cara bercocok tanam yang dilakukan oleh petani tersebut dilakukan dengan cara tradisional, karena kondisi lahan yang memang tidak memungkinkan menggunakan teknologi pertanian misalnya dalam pengolahan tanah,

Disamping itu tanaman cabe merupakan tanaman yang mudah untuk dipelihara, apalagi dalam jumlah yang sedikit, dan ditanam diantara tanaman lain, sehingga hama dan penyakit sulit berkembang., karena tanaman tidak diusahan secara monokultur.

Meskipun tanaman cabe diusahakan sebagai komoditi sampingan tetapi hasil/komoditi yang diperoleh dapat memenuhi kebutuhan hidup petani akan buah cabe dan sebagian dapat di pasarkan oleh petani sehingga dapat menambah input atau pendapatan petani.

Untuk mengetahui teknik Budidaya tanaman cabe di lahan rawa lebak, sehingga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan petani dan memenuhi kebutuhan pasar akan komoditi cabe,dapat digunakan sebagai acuan untuk teknik-teknik budidaya cabe pada lahan rawa lain yang bermasalah seperti lahan rawa gambut.

Klasifikasi Tanaman dan Sifat Botani

1. Sejarah Persebaran

Tanaman cabe berasal dari meksiko, kemudian menyebar ke Eropa pada abad ke 15. pada abad ke 8 tanaman cabe sudah mulai dikenal.Di Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Kini telah menyebar ke berbagai negara tropik, terutama di Asia, Afrika Tropik, Amerika Selatan, dan Karibia. Di Indonesia, tanaan cabe tersebar luas di berbagai daerah, tetapi sebagai pusat penyebaran penting ialah Purworejo, Kabumen, Tegal, Pekalongan, Pati, Padang, Bengkulu dan lain sebagainya. Di Sumatera Barat, penggunaan sambal dalam makanan sehari-hari tidak pernah ketinggalan. Masakan Padang yang terkenal pedasnya menyebar ke mana-mana (Hendro Sunaryo, 1989).

2.2. Syarat Tumbuh

a. Tanah

Semua jenis tanaman dan termasuk tanaman cabe dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik apabila situasi daerah dan alam sekitar itu sesuai dengan yang dikehendaki oleh tanaman tersebut (Suwito M, 1988).dilanjutkan pernyataan oleh Hendro Sunarsono (1989) di dataran tinggi sampai pada ketinggian 1500 m dpl (di atas permukaan laut), tanaman cabe masih tumbuh dan berbuah baik. Di dataran tinggi tanaman cabe mudah diserang oleh penyakit daun dan batang, terutama apabila iklim lembab dan berkabut.

PH tanah yang baik anatara 5½-6½ . namun tanaman cabe toleran terhadap tanah masam yang pH-nya kurang dari 5, hanya berbuahnya kurang lebat dan tumbuhnya agak kerdil (Hendro Sunaryo, 1989).

Tanah yang subur, yang banyak mengandung humus (bahan organik), lapisan bunga tanahnya tebal adalah sangat cocok untuk tanaman cabe. Hal ini karena siste perakarannya luas dan agak dalam (Hendro Sunaryo, 1989).

b. Iklim

Menurut Hendro Sunaryo (1989) Curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman cabe berkisar antara 600-1200 mm per tahun. walaupun demikian, apabila pada waktu berbunga tanamn kekurangan air, banyak bunga yang gugur, tidak mampu menjadi buah. Dari itu di daerah yang beriklim kering dan di tegalan yang tidak mendapat sumber pengairan, cabe terpaksa harus ditanam menjelang awal musim penghujan, walaupun produksinya lebih rendah. Tanaman cabe lebih senang di tanam di lahan yang terbuka (tidak terlindungi).

c. Suhu Udara

Suhu udara yang baik untuk pertumbuhan dan pembuahan tanaman cabe berkisar antara 21o-28o C. suhu harian yang terlalu terik, yakni di atas 32oC menyebabkan tepung sarinya tidak berfungsi, sehingga produksinya rendah. Demikian pula malam yang dingin dapat menyebabkan pembuahannya rendah (Hendro Sunaryo, 1989).

2.3 Budidaya Cabe

Dalam melakukan kegiatan budidaya cabe dilakukan tahap-tahap budidya, Hendro Sunaryo (1989) menyatakan tahap-tahap budidaya adalah sebagai berikut :

a. Persiapan Tanah

Setelah dipilih tanaman yang akan di tanami cabe, diperiksa kesuburan tanah dan pH tanah tersebut, kemudian tanah di traktor, dibajak atau dicangkulk dalam + 30 cm. pengerjaan tanah sebaiknya dilakukan sewaktu keadaan kering, sehingga tidak lengket dan supaya tanah tersebut menjadi bergumpal. Rumput atau akatr alang-alang yang ada dibersihkan dengan mengangkat dari kebun. Selanjutnya diberi pupuk kandang sebanyak 10-20 ton/ha kotoran kerbau/sapi yang telah jadi, dengan jalan ditaburkan merata.

Beberapa hari menjelang tanam, tanah diratakan sambil pupuknya diaduk-aduk merata dengan cangkul. Apabila pada waktu hujan tanah dibuat bedengan bergantung pada keadaan. Dengan pembuatan bedengan ini drainasenya akan baik.

Pengerjaan tanah untuk persemaian dilakukan lebih halus, dan pupuk keadaannya lebih banyak, yakni dengan perbandingan 1 : 1 atau 1 :2 bergantung pada struktur tanah. Pada tanah berat, pupuk kandang diberikan lebih banyak dari pada tanah ringan (andosol). Pada musim kemarau yang terik, persemaian itu sebaiknya diberi naungan dengan atap jerami kering atau kirai. Atap dipasang menghadap ke timur supaya sinar matahari cukup menyinari tempat persemaian sehingga tidak terlalu lembab (basah). Apabila pengerjaan tanah yang kurang baik, menyebabkan aerasi jelek dan kondisi tanahnya becek, akibatnya tanaman mudah terserang penyakit layu dan damping off.

b. Persemaian

Biji cabe disemai dalam garitan di tempat persemaian yang telah dipersiapkan, pada jarak garitan + 5 cm. penaburan biji dilakukan hati-hati supaya tidak tumpang tindih berdesakan, kemudian ditutupi tanah tipis , setelah itu, biji disiram perlahan-lahan dengan emrad supaya biji tersebut tidak terpelanting akibat pukulan air siraman.

c. Penanaman

- Umur bibit dipindahkan ke lahan kebun yang telah disiapkan dua minggu sebelumnya. Pada umur + 6 minggu setelah tabur. Tetapi tampaknya umur bibit dipindahkan ke kebun sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan cabe.

- Jarak tanam dan penanaman dianjurkan 40X(60-80) cm. pada cabe rawit, jarak tanam dapat diperlebar, yakni 50X70 cm atau 50X80 cm, karena cabangnya banyak dan cenderung mendatar. Bibit ditanam di dalam lubang-lubang kecil yang dibuat dengan kored atau tangan.

d. Pemupukan

- Pupuk organik

Pupuk organik ini dapat berupa pupuk kandang atau kotoran hewan, kompos atau busukan daun-daun, sisa-sisa tanaman lainnya, serta pupuk hijau seperti Crotolaria, Tephrosia, turi dan tanaman leguminosa lainnya.

-pupuk buatan

Pupuk buatan atau pupuk pabrik dapat diberikan kepada tanamn melalui dua cara, ialah melalui tanah dan melalui daun (pupuk daun). Pupuk buatan yang biasa digunakan ialah N,P dan K. sebagai sumber pupuk N digunakan ialah Urea, sebagai sumber pupuk P digunakan DS atau TSP, sebagai pupuk K digunakan ZK dan KCL.

E. Pendangiran

Pendangiran dilakukan dengan maksud untuk menggemburkan tanah yang telah menjadi padat akibat pukulan air hujan atau siraman dan menghilangkan rumput jahat (gulam) yang tumbuh di bawah tanaman cabe. Pendangiran itu biasanya dilakukan dua kali selama pertumbuhan. Setelah pendangiran dapat dilanjutkan dengan pemberian pupuk buatan.

f. Pengairan

Di atas telah dikatakan bahwa pada waktu berbungan tanaman cabe memerlukan banyak air, tetapi tidak senang terhadap curah hujan lebat. Hujan lebat yang terjadi pada waktu tanam sampai umur 1 bulan dapat menyebabkan tumbuhan kedil, sedangkan hujan lebat pada waktu berbunga menyebabkan bunga berguguran dan sedikit menjadi buah.

g. Pemberantasan Hama dan Penyakit

pemberantasan hama dan penyakit pada budidaya cabe merupakan salah satu pemeliharaan tanaman yang cukup penting. Banyak jenis hama serangga dan kutu daun yang sangat membahayakan kesehatan, dan bahkan dapat menggagalakan pembuahan.

Demikian pula banyaknya jenis penyakit yang mengancam tanaman, terutama pada buah cabe sebelum tua. Keguguran buah cabe sering terjadi karena kombinasi serangan hama dan penyakit, akibat produksi buah menjadi rendah.

III. METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat

Pelaksanaan budidaya cabe pada bulan Maret-Juni 2008, akhir musim penghujan hingga memasuki musim kemarau.

Kegiatan budidaya dilaksanakan pada ketinggain tempat 35 meter diatas permukaan laut, desa Danau Kedap, Kabupaten Muaaro Jambi.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam kegiatan budidaya terdiri dari , benih cabe varietas unggul dan pupuk KCl.

Alat-alat yang digunakan terdiri dari ember, kored, karung.

3.3 Pelaksanaan Budidaya

1. Persemaian

Persemaian dilakukan dipekarangan rumah, untuk populasi 3000 rumpun dibutuhkan benih 2 canting, yang mana sebelum semai benih direndam dalam air.

2. Persiapan lahan

Lahan diberihkan dari gulma-gulma

3. Penanaman

Setelah bibit berumur 25 hari dipersemaian bibit dipindahkan kelapangan dengan jarak tanam 60X60 cm. bibit ditanam 2 rumpun per lubang tanam

4. Pemeliharaan

- Pupuk diberi dengan cara melarutkan 1 sendok makan kedalam 1 ember air kemudian air pupuk disiram ke sekitar tanaman

- Pengendalian gulma

Gulma dibersihkan dengan cara mencabut rumput-rumput yang tumbuh disekitar tanamna dan boleh juga dengan menggunakan kored

- Pendangiran

Pendangiran dilakukan untuk menggemburkan tanah dengan menggunakan kored.

5. Panen

Panen dilakuakn 1 minggu satu kali selama 2 bulan jadi selama musim tanam ada 16 kali panen

6. Pemasaran

Hasil panen digunakan petani untuk bdijadikan benih, dijual dan untuk dikonsumsi sendiri.

IV. HASIL DAN PEMBAHASA\

Untuk Budidaya cabe dengan populasi 3000 rumpun sama dengan sudah memanfaatkan lahan 10,8 % dari luas areal 1 ha.ini sangat baik sekali karena tanaman cabe tidak ditanam secara monocultur tetapi dilahan juga terdapat banyak tanaman-tanaman lain seperti kacang panjang, terung dan tanaman padi.

Pupuk yang diganakan oleh petani hanya pupuk KCl, menurut Anonim (tanpa tahun) dalam K.A Wijaya (2008) , beberapa peran K adalah sebagai berikut :

1. memperbaiki transportasi asimilat

2. memperbaiki daya simpan hasil

3. meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit.

4. mengoptimalkan cahaya matahari

5. menghemat epnggunaan air melalui pengaturan mempbuka menutupnya stomata.

6. meningkatkan ketahanan pada Frost

7. meningkatkan kandungan Vitamin C

V. KESIMPULAN

Tanaman cabe dapat dibudidayakan dilahan rawa lebak pada areal yang tidak digenangi oleh air yaitu dipematang sawah atau di pinggir-pinggir jalan.

Tanaman cabe yang diusahakan dengan cara tradisional tanpa menggunakan teknologi pertanian karena keadaan areal yang tidak memungkinkan.

Budidaya tanaman cabe dapat meningkatkan pendapatan petani dan memenuhi kebutuhan petani akan cabe.

DAFTAR PUSTAKA

Sunarsono, Hendro, Budidaya Cabe Merah, Bandung : Penerbit Sinar Baru Bandung,1989

Suwito, D,.S, Memanfaatkan Lahan 2 Bercocok Tanam Cabe, Jakarta : Titi Terang, 1988

Wijaya,K,.A, Tanaman Sebagai Penentu Kualitas Hasil dan Resisensi Alami Tanaman,Jakarta : Prestasi Pustaka Publiser, 2008

0 komentar: