istilah-istilah gender

23.25 Posted In , Edit This 0 Comments »

BAB I

PENDAHULUAN

Perbedaan laki-laki dan perempuan masih menyimpan beberapa masalah, baik dari substansi kejadian maupun peran yang di emban dalam masyarakat. Perbedaan anatomi biologis antara keduanya cukup jelas. Akan tetapi efek yang timbul akibat perbedaan itu menimbulkan perdebatan, karena ternyata perbedaan jenis kelamin secara biologis(seks) melahirkan seperangkat konsep budaya. Interpretasi budaya terhadap jenis kelamin inilah yang disebut gender.

Hilary M.Lips dalam bukunya yang terkenal Sex dan gender an Introduction mengartikan gender sebagai harapan-harapan budaya terhadap laki-laki dan perempuan(Cultural expectation for woman end man). Pendapat ini sejalan dengan pendapat kaum feminis, seperti Lindsey yang menganggap semua ketetapan masyarakat perihal penentuan seseorang sebagai laiki-laki atau perempuan adalah termasuk bidang kajian gender.

Kata gender belum masuk dalam perbedaharaan Kamus Besar Bahasa Indonesia, tetapi istilah tersebut sudah lazim di gunakan, khususnya di Kantor Mentri Negara Urusan Peranan Wanita dengan istilah “Jender”. Jender di artikan sebagai “Interpretasi mental dan cultural terhadap perbedaan kelamin yakni laki-laki dan perempuan. Jender biasanya digunakan untuk menunjukkan pembagian kerja yang di anggap tepat bagi laki-laki dan perempuan.

BAB II

PEMBAHASAN

  1. Pengertian Gender

Kata gender berasal dari bahasa inggris berarti “Jenis Kelamin”. Dalam Webster’s New World Dictionary, gender di artikan sebagai perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan dilihat dari segi nilai dan tingkah laku.

Didalam Womans Studies Encyclopedia dijelaskan bahwa gender adalah suatu konsep cultural yang berupaya membuat pembedaan(distinction) dalam hal peran, perilaku,mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat.

H.T.Wilson dalam sex dan gender mengartikan gender sebagai suatu dasar untuk menentukan pengaruh faktor budaya dan kehidupan kolektif dalam membedakan laki-laki dan perempuan. Showalter mengartikan gender lebih dari sekedar pembedaan laki-laki dan perempuan dilihat dari konstuksi social dan budaya, tetapi menekankan gender sebagai konsep analisa untuk menjelaskan sesuatu.

  1. Istilah-istilah Gender

Dalam hal pemahaman terhadap pengertian gender, di sebutkan beberapa istilah gender:

  1. Buta Gender

Buta gender adalah kondisi/keadaan seseorang yang belum memahami atau tidak memahami tentang pengertian, konsep gender, dan permasalahan gender(ada perbedaan kepentingan antara laki-laki dan perempuan.

2. Kesadaran gender

Gender secara sederhana diartikan dengan kesetaraan. Konsep kesetaraan Gender yang ideal dan memberikan ketegasan bahwa prestasi individual,baik dalam bidang spiritual maupun urusan karier professional, tidak mesti di monopoli oleh salah satu jenis kelamin saja. Laki-laki dan perempuan memperoleh kesempatan yang meraih prestasi optimal. Namun, terdapat kendala terutama kendala budaya yang sulit di selesaikan

Pada dasarnya prempuan dan laki-laki adalah setara. Sebagaimana terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 30:

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi…”.

Yang perlu ditegaskan disini adalah bahwa sesungguhnya tujuan /misi Tuhan menciptakan manusia adalah untuk menjadi khalifah bukan laki-laki bukan perempuan melainkan manusia. Kesetaraan yang sangat jelas dan tegas bahwa posisi manusia sama, baik laki-laki maupun perempuan, yaitu menjadi khalifah.

Kesetaraan yang terkandung dalam surat Al-Hujurat:13 “Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah adalah orang yang paling bertakwa diantara kamu, sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal.

3.Netral gender

Netral gander adalah kebijakan/program/kegiatan atau kondisi yang tidak memihak pada salah satu jenis kelamin.

4.Bias gender

Bias gender adalah kebijakan atau kondisi yang menguntungkan pada salah satu jenis kelamin yang berakibat munculnya permasalahan gender. Seperti kekerasan, beban kerja,marginalisasi perempuan dan lain–lain. Bias gender yang mengakibatkan beban kerja sering kali di perkuat dan disebabkan oleh adanya pandangan/keyakinan di masyarakat bahwa jenis “pekerjaan perempuan”, seperti semua pekerjaan domestic yang dianggap dan di nilai lebih rendah dibandingkan dengan jenis pekerjaan yang dianggap sebagai ”pekerjaan lelaki”. Sementara itu kaum perempuan, karma anggapan gender ini, sejak dini telah di sosialisasikan untuk menekuni peran gender mereka.

Kekerasan(violence) adalah serangan atau invasi sesama manusia pada dasarnya berasal dari berbagai sumber, namun salah satu kekerasan terhadap satu jenis kelamin tertentu di sebabkan oleh anggapan gender. Kekerasan yang di sebabkan oleh bias gender ini disebut gender-relatied violence. Pada dasarnya, kekerasan gender di sebabkan oleh ketidakseteraan kekuatan yang ada dalam masyarakat.

5.Sensitif Gender

Sensitif Gender adalah kemampuan dan kepekaan seseorang dalam melihat, menilai hasil pembangunan serta aspek kehidupan lainnya dari perspektif gender(disesuaikan dengan kepentingan berbeda antara laki-laki dan perempuan). Perjuangan untuk mencapai keadilan gender melalui pemberitaan dalam media massa tidak dapat di lepaskan dari posisi perempuan dalam masyarakat, karena struktur dan pemberitaan media massa sebenarnya adalah cermin situasi masyarakat itu sendiri. Dalam masyarakat terlanjur meyakini Notion palsu yang mengatakan bahwa secara kodrati perempuan kurang pandai dan secara fisik lebih lemah dibandingkan dengan laki-laki. Karena itu sebagian besar masyarakat masih percaya pada pembagian kerja secara seksual yang mensubordinasikan perempuan, sektor ‘domestik ‘ yang dikatakan sebagai sector statis dan konsumtif sebagai milik perempuan. Sedangkan sektor “public” yang dicirikan sebagai sector dinamis dan memiliki sumber kekuasaan pada berbagai sector kehidupan yang mengendalikan perubahan social sebagai milik laki-laki.

6.Responsif Gender

Responsif Gender adalah kebijakan/program kegiatan pembangunan yang sudah memperhatikan berbagai pertimbangan untuk terwujudnya kesetaraan dan keadilan, pada berbagai aspek kehidupan antara laki-laki dan perempuan.

7.Kesadaran Gender

Kesadaran mengenai kesetaraan gender ini mesti ada dikedua belah pihak, tidak hanya perempuan saja dan tidak laki-laki saja. Ketimpangan kesadaran inilah yang menyebabkan adanya perlakuan yang tidak adil kepada salsh satu jenis kelamin. Misalnya di karenakan kesadaran masyarakat tentang beban khalifah ini hanya dipupuk kepada laki-laki saja maka timbullah sikap arogansi kelamin, merasa diri paling kuat , merasa diri paling benar,merasa diri paling pintar, paling hebat

Dari arogansi kelamin ini bisa memunculkan sikap kesewenang-wenangan yang salah satu bentuknya adalah kekerasan. Hal ini memang tidak bisa disalahkan kepada pihak laki-laki saja melainkan perempuan juga mesti memiliki kesadaran bahwa dirinya adalah khalifah. Perempuan memiliki kesadaran gender itu sudah wajar dan memang seharusnya demikian tetapi laki-laki yang memiliki kesadaran gender itu masih jarang.

Dalam visinya pembangunan pemberdayaan perempuan diindonesia berkeinginan mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender, kesejahteraan dan perlindungan anak dalam kehidupan keluarga,berbangsa dan bernegara.

Misinya adalah peningkatan kwalitas hidup perempuan, penggalakkan sosialisasi kesetaraan dan keadilan gender, penghapusan segala bentuk tindak kekerasan terhadap perempuan, penegakkan hak-hak asasi manusia bagi perempuan, peningkatan kesejahteraan dan perlindungan anak, serta peningkatan kemandirian lembaga dan organisasi perempuan dan peduli amal.

Untuk melaksanakan visi dan misi tersebut, strategi yang dilakukan adalah memperbaiki kehidupan perempuan dalam pembangunan(Women in development), mengejar ketertinggalan perempuan dari laki-laki dalam pembangunan (Woman and development), dan mengejar kesetaraan antara laki-laki dan perempuan(Gender and devolepment).

BAB III

KESIMPULAN

  • Gender adalah suatu konsep yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan di lihat dari segi pengaruh social budaya. Gender dalam arti ini adalah suatu bentuk rekayasa masyarakat(social constructions).
  • Buta gender adalah kondisi seseorang yang belum memahami tentang pengertian, konsep gender, dan permasalahan gender.
  • Kesetaraan gender adalah prestasi individual, baik dalam bidang spiritual maupun urusan karier propesional, tidak mesti di monopoli oleh salah satu jenis kelamin saja.
  • Netral gender adalah kebijakkan/kegiatn yang tidak memihak pada salah satu jenis kelamin.
  • Bias gender adalah kegiatan atau kondisi yang menguntungkan pada salah satu jenis kelamin yang berakibat munculnya permasalahan gender.
  • Sensitif gender adalah kemempuan dan kepekaan seseorang dalam melihat, menilai hasil pembangunan serta aspek kehidupan lainnya dari perspektif gender.
  • Responsif gender adalah program pembangunan yang memperhatikan berbagai pertimbangan untuk terwujudnya kesetaraan dan keadilan pada berbagai aspek kehidupan antara laki-laki dan perempuan
  • Kesadaran gender adalah kemampuan seseorang yang mesti ada dikedua belah pihak, tidak hanya perempuan saja dan tidak hanya laki-laki saja.

DAFTAR PUSTAKA

  • Fakih,Mansour. Analisis Gender dan Transformasi Sosial.2008.INSIST Press:yogyakarta
  • http.//www.Blokspot.com/2008/09/istilah-dalam –gender.html
Umar,Nasaruddin. Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Qur’an. 1999. Paramadina: Bandung

0 komentar: