stratifikasi sosial
23.52 Posted In makalah , sosial Edit This 0 Comments »
jambigaul.com
BAB I
Pendahuluan
Setiap masyarakat senantiasa mempunyai penghargaan tertentu terhadap suatu hal dalam masyarakat yang bersangkutan. Kalau suatu masyarakat lebih menghargai kekayaan material daripada kehormatan, misalnya, maka mereka yang lebih banyak mempunyai kekayaan material akan menempati kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pihak-pihak lain. Gejala tersebut menimbulkan lapisan masyarakat, yang merupakan pembedaan posisi seseorang atau suatu kelompok dalam kedudukan yang berbeda-beda secara vertikal.Filosof Aristoteles (Yunani) mengatakan didalam negara terdapat tiga unsur, yaitu mereka yang kaya sekali, yang melarat, dan yang ditengah-tengahnya.
Seorang sosiolog terkemuka Pitrim A. Sorokin berkata bahwa sistem lapisan merupakan ciri yang tetap dan umum dalam setiap masyarakat yang hidup teratur. Sistem lapisan dalam masyarakat tersebut, dalam sosiologi dikenal dengan Sosial Stratification. Kata Stratification berasal dari stratum (jamaknya : strata) yang berarti lapisan. Pitrim A. Sorokin menyatakan bahwa Sosial Stratification adalah pembeda penduduk atau masyarakat kedalam kelas-kelas secara bertingkat (hirarkis). P.J. Bouman menggunakan istilah tingkatan atau dalam bahasa belanda disebut stand, yaitu golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu dan menurut gengsi kemasyarakatan. Istilah stand juga dipakai oleh Max Weber
Semakin rumit dan semakin maju teknologi suatu masyarakat, semakin kompleks pula sistem lapisan masyarakat. Lapisan tersebut, tidak hanya dapat dijumpai pada masyarakat manusia, tetapi juga pada masyarakat hewan dan tumbuhan. Akan tetapi pembicaraan kita hanya akan dibatasi pada lapisan masyarakat manusia.
Bentuk-bentuk kongkrit lapisan masyarakat tersebut banyak. Akan tetapi secara prisipil bentuk-bentuk tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam tiga macam kelas, yaitu ekonomis, politis dan didasarkan pada jabatan-jabatan tertentu dalam masyarakat.
BAB II
ISI
A.PENGERTIAN PELAPISAN MASYARAKAT
Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat). Kata stratification berasal dari kata stratum, jamaknya strata yang berarti lapisan.
Menurut Pitirim A. Sorokin, pelapisan sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atau hierarkis. Perwujudannya adalah adanya lapisan-lapisan di dalam masyarakat, ada lapisan yang tinggi dan ada lapisan-lapisan di bawahnya.
Menurut P.J. Bouman, menggunakan istilah tingkatan atau dalam bahasa belanda disebut stand, pelapisan sosial adalah golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu.Oleh karena itu, mereka menuntut gengsi kemasyarakatan. Hal tersebut dapat dilihat dalam kehidupan anggota masyarakat yang berada di kelas tinggi.
B.TERJADINYA LAPISAN MASYARAKAT
Adanya sistem lapisan masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Tetapi ada pula yang disengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama. Secara teoritis, semua manusia dapat dianggap sederajat. Akan tetapi, sesuai dengan kenyataan hidup kelompok-kelompok sosial, halnya tidaklah demikian. Pembedaan atas lapisan merupakan gejala universal yang merupakan bagian sistem sosial setip masyarakat.
Pokok Terjadinya Proses Lapisan Masyarakat
1. Sistem lapisan mungkin berpokok pada sistem pertentangan dalam masyarakat.
2. Sistem lapisan dapat dianalisis dalam ruang lingkup unsur-unsur sebagai berikut :
a. Distribusi hak-hak istimewa yang objektif.
b. Sistem pertanggaan yang diciptakan para warga masyarakat.
c. Kriteria sistem pertentangan.
d. Lambang-lambang kedudukan.
e. Mudah atau sukarnya bertukar kedudukan.
f. Solidaritas diantara individu-individu atau kelompok-kelompok yang menduduki kedudukan yang sama dalam sistem sosial masyarakat ;
i. Pola-pola interaksi-interaksi.
ii. Kesamaan atau ketidaksamaan sistem kepercayaan, sikap dan nilai-nilai.
iii. Kesadaran akan kedudukan masing-masing.
iv. Aktivitas sebagai organ kolektif.
C.SIFAT SISTEM LAPISAN MASYARAKAT
Sifat sistem lapisan di dalam suatu masyarakat dapat besifat tertutup (closed social stratification) dan terbuka (open social stratification). Yang bersifat tertutup , membatasi kemungkinan pindahnya seseorang dari satu lapisan ke lapisan yang lain. Di dalam sistem yang demikian, satu-satunya untuk mejadi anggota suatu lapisan dalam masyarakat adalah kelahiran. Sebaliknya di dalam sistem terbuka, setiap anggota masyarakat mempunyai untuk berusaha dengan kecakapan sendiri untuk naik lapisan. Pada umumnya, sistem terbuka ini memberi rangsangan yang lebih besar kepada setiap anggota masyarakat untuk dijadikan landasan pembangunan masyarakat dari pada sistem tertutup.
Sistem tertutup jelas terlihat pada masyarakat India yang berkasta. Kasta di India mempunyai ciri-ciri. Sistem ini telah ada sejak berabad-abad yang lalu. Istilah untuk kasta dalam bahasa india adalah yati , sedangkan sistemnya disebut varna.
Kasta semacam ini, juga dijumpai di Amerika Serikat, dimana terdapat pemisahan yang tajam antara golongan kulit putih dengan kulit hitam. Sistem ini disebut segregation yang sebenarnya tak beda jauh dengan apartheid yang ada di Afrika Selatan.
D.KELAS-KELAS DALAM MASYARAKAT (SOCIAL CLASSES)
Kelas sosial (social class) diartikan sebagai semua orang atau keluarga yang sadar akan kedudukannya di dalam suatu lapisan, dan kedudukan mereka itu diketahui masyrakat umum.Misalnya, seseorang dikatakan miskin (mempunyai kelas sosial rendah) karena dia tinggal di sebuah gubuk reot,menjadi pengemis danserba kekurangan.
Kelas menurut Weber adalah sejumlah orang yang mempunyai persamaan dalam hal peluang untuk hidup atau nasib (life chances). Peluang untuk hidup orang tersebut ditentukan oleh kepentingan ekonomi berupa penguasaan atas barang serta kesempatan untuk memperoleh penghasilan dalam pasaran komoditas atau pasaran kerja.
Penjumlahan kelas-kelas dalam masyarakat disebut class-system. Artinya, semua orang dan keluarga yang sadar akan kedudukan mereka itu diketahui dan diakui oleh masyarakat umum. Jadi pengertian kelas adalah paralel dengan pengertian lapisan tanpa membedakan apakah dasar lapisan itu faktor uang, tanah, kekuasaan atau dasar lainnnya.
Apabila pengertian kelas ditinjau secara lebih mendalam, maka akan dijumpai beberapa kriteria yang tradisonal, yaitu :
1. Besar jumlah anggota-anggotanya.
2. Kebudayaan yang sama, yang menentukan hak-hak dan kewajiban-kewajiban warganya.
3. Kelanggengan.
4. Tanda / lambang-lambang yang merupakan ciri khas.
5. Batas-batas yang tegas (bagi kelompok itu terhadap kelompok lainnya).
6. Antagonisme tertentu.
E.DASAR LAPISAN MASYARAKAT
Di antara lapisan atasan dengan yang relatif terendah, terdapat lapisan yang jumlahnya relatif banyak. Ukuran atau kriteria yang biasa dipakai untuk menggolongkan anggota-anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan adalah sebagai berikut :
1. Ukuran kekayaan.
Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, barang siapa tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam berbelanja.
2. Ukuran kekuasaan.
Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan.
3. Ukuran kehormatan.
Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur.
4. Ukuran ilmu pengetahuan.
Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan.
Ukuran di atas tidaklah bersifat limitatif (baku), karena masih ada ukuran-ukuran lainnya yang dapat digunakan. Akan tetapi ukuran-ukuran di atas amat menentukan sebagai dasar timbulnya sistem lapisan dalam masyarakat tertentu.
F.UNSUR-UNSUR LAPISAN MASYARAKAT
Hal yang mewujudkan unsur dalam teori sosiologi tentang sistem lapisan masyarakat adalah kedudukan (status) dan peranan (role). Kedudukan dan peranan merupakan unsur-unsur baku dalam lapisan, dan mempunyai arti yang penting bagi sistem sosial.
Sistem sosial adalah pola-pola yang mengatur hubungan timbal balik antar individu dalam masyarakat dan antara individu dengan masyarakat, dan tingkah laku individu-individu tersebut.
1. Kedudukan (Status)
Kadang-kadang dibedakan antara pengertian kedudukan (status), dengan kedudukan sosial (Social Status). Kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Kedudukan sosial artinya, adalah tempat seseorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang-orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisenya, dan hak-hak serta kewajiban-kewajibannya.Kedudukan tertentu yang dimiliki seseorang atau melekat pada dirinya serta tercermin melalui kehidupan sehari-harinya disebut status symbol.
Kedudukan berarti tempat seseorang dalam suatu pola tertentu. Seseorang dikatakan mempunyai beberapa kedudukan, karena seseorang biasanya ikut serta dalam berbagai pola kehidupan.
Masyarakat pada umumnya mengemban dua macam kehidupan, yaitu :
a. Ascribed status,yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan.kedudukan tersebut diperoleh karena kelahiran.
b. Achieved status adalah kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja.Kedudukan in bersifat terbuka bagi siapa saja,tergantung dari kemampuan masing-masing dalam mencapai tujuannya. Contoh achieved status yaitu seperti harta kekayaan, tingkat pendidikan, pekerjaan
Ada juga yang membedakan kedudukan menjadi satu macam lagi yaitu,Assigned-status.ini merupakan kedudukan yang dibberikan kepada seseorang oleh suatu kelompok atau golongan karena orang tersebut berjasa atau dia telah meperjuangkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dan kepetingan masyarakat. Contohnya seperti seseorang yang dijadikan kepala suku, ketua adat, sesepuh, dan sebagainya.
2. Peranan (Role)
Peranan (Role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka dia menjalankan suatu peranan. Tak ada peranan tanpa kedudukan atau sebaliknya. Posisi seseorang dalam masyarakat (yaitu social position) merupakan unsur statis yang menunjukan tempat individu pada organisasi masyarakat. Peranan lebih banyak menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu proses. Peranan mungkin menckup tiga hal, yaitu :
a. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat.
b. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.
Suatu pemisahan antara individu dengan individu dengan peranannya yang sesungguhnya harus dilaksanakannya. Hal ini dinamakan role distance. Gejala itu timbul apabila dirinya merasa tertekan. Lingkaran sosial adalah kelompok sosial dimana seseorang mendapat tempat serta kesempatan untuk melasanakan peranannya.
Seseorang senantiasa berhubungan dengan pihak lain. Biasanya setiap pihak mempunyai peranan tertentu. Contohnya adalah seseorang dokter yang berinteraksi dengan pihak-pihak tertentu di dalam suatu sub sistem sosial rumah sakit.
Di Indonesia terdapat kecendrungan untuk lebih mementingkan kedudukan kuat ketimbang peranan. Gejala tersebut terutama disebabkan adanya kecendrungan kuat untuk lebih mementingkan nilai materialisme daripada spiritualisme.
G.LAPISAN YANG SENGAJA DISUSUN
Menurut Barnard, sistem pembagian kedudukan pada pokoknya diperlukan secara mutlak, agar organisasi dapat bergerak secara teratur untuk mencapai tujuan yang diniatkan oleh para penciptanya. Sistem kedudukan dalam organisasi formal timbul karena pebedaan-perbedaan kebutuhan, kepentingan, dan kemampuan individual yang mencakup :
1) Perbedaan kemampuan individu.
2) Perbedaan-perbedaan yang menyangkut kesukaran untuk melakukan bermacam-macam jenis pekerjaan.
3) Perbedaan kepentingan masing-masing jenis pekerjaan.
4) Keinginan pada kedudukan yang formal sebagai alat sosial atau organisasi.
5) Kebutuhan bagi seseorang.
Pada sistem lapisan yang disengaja terdapat berbagai cara untuk menentukan atau menetapkan kedudukan seseorang.
H.MOBILITAS SOSIAL (SOCIAL MOBILITY)
1. Pengertian Umum Dan Jenis-Jenis Gerak Sosial
Gerak sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial. Yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompk sosial. Struktur menakup sifat-sifat hubungan antara individu dalam kelompok, dan hubungan individu antara kelompoknya.
Tipe-tipe gerak sosial yang prinsipil ada dua macam, yaitu gerak sosial horizontal dan vertikal. Gerak sosial horizontal merupakan peralihan individu atau objek-objek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat.
Gerak sosial vertikal yaitu perpindahan individu atau objek sosial dari suatu kedudukan sosial ke kededudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Gerak sosial yang naik mempunyai dua bentuk :
a. Masuknya individu-individu yang mempunyai kedudukan rendah kedalam kedudukan yang lebih tinggi, kedudukan mana telah ada.
b. Pembentukan suatu kelompok baru, yang kemudian ditempatkan pada derajat yang lebih tinggi dari kedudukan individu-individu pembentuk kelompok tertentu.
Gerak sosial vertikal yang menurun mempunyai dua bentuk, yaitu :
a. Turunnya kedudukan individu ke kedudukan yang lebih rendah derajatnya.
b. Turunnnya derajat sekelompok individu yang dapat berupa disintegrasi kelompok sebagai kesatuan.
2. Tujuan Penelitian Gerak Sosial
Para sosiolog meneliti gerak sosial untuk mendapatkan keterangan-keterangan perihal keteraturan dan keluwesan struktur sosial.
3. Prinsip Umum Gerak Sosial Yang Vertikal
Prinsip-prinsip umum yang sangat penting bagi gerak sosial vertikal adalah sebagai berikut :
a. Hampir tak ada masyarakat yang sifat sistem lapisannya mutlak tertutup.
b. Bagaimanapun terbukanya sistem lapisan dalam suatu masyarakat tak mungkin gerak sosial yang vertikal dilakukan dengan sebebas-bebasnya.
c. Gerak sosial vertikal yang umum berlaku bagi semua masyarakat tak ada.
d. Laju gerak sosial vertikal yang disebabkan oleh faktor-faktor ekonomi, politik, serta pekerjaan adalah berbeda.
e. Berdasarkan bahan-bahan sejarah, khususnya dalam gerakan sosial vertikal yang disebabkan faktor-faktor ekonomis, politik, dan pekerjaan tak ada kecendrungan yang kontinyu perihal bertambah atau berkurangnnya laju gerak sosial.
4. Saluran Gerak Sosial Vertikal
Gerak sosial vertikal melalui saluran disebut social circulation saluran yang terpenting adalah angkatan bersenjata, lembaga keagamaan, sekolah, organisasi polotik, ekonomi dan keahlian.
I.PERLUNYA SISTEM LAPISAN MASYARAKAT
Setiap masyarakat harus menempatkan individu-individu pada tempat-tempat tertentu dalam struktur sosial dan mendorong mereka untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban sebagai akibat penempatan tersebut. Kedudukan dan peranan tertentu sering memerlukan kemampuan dan latihan-latihan tertentu. Pentingnya kedudukan dan peranan tersebut juga tidak selalu sama. Maka mau tidak mau harus ada sistem lapisan masyarakat.
BAB III
KESIMPULAN
Stratification berasal dari stratum (jamaknya : strata) yang berarti lapisan
Sifat sistem lapisan di dalam suatu masyarakat dapat besifat tertutup (closed social stratification) dan terbuka (open social stratification).
Kelas sosial (social class) diartikan sebagai semua orang atau keluarga yang sadar akan kedudukannyya di dalam suatu lapisan, dan kedudukan mereka itu diketahui masyrakat umum.
Ukuran atau kriteria yang biasa dipakai untuk menggolongkan anggota-anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan adalah :
Ukuran kekayaan.
Ukuran kekuasaan.
Ukuran kehormatan.
Ukuran ilmu pengetahuan.
Unsur dalam teori sosiologi tentang sistem lapisan masyarakat adalah kedudukan (status) dan peranan (role).
Gerak sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Drs. Abu. 1997. Ilmu Sosial Dasar (Edisi Revisi). Rineka Cipta : Jakarta
http://arioadityo.multiply.com/journal/item/7/Stratifikasi_Sosial
http://massofa.wordpress.com/2008/01/25/sosialisasi-dan-stratifikasi-sosial/
http://organisasi.org/jenis-jenis-macam-macam-status-sosial-stratifikasi-sosial-dalam-masyarakat-sosiologi
Polak, Drs. J. B. A. F. Marjor. 1982. Sosiologi suatu buku pengantar ringkas (cetakan ke-10). Ikhtiar Baru : Jakarta
Sanderson, Stephen K. 1993. Sosiologi Makro. Rajawali Pers : Jakarta
Shadily, Hassan. 1989. Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia (cetakan ke-11). Bina Aksara : Jakarta
Soekanto, Soerjono. 1995. Sosiologi Suatu Pengantar (Edisi baru ke-4). Rajawali Pers : Jakarta
Susanto, Dr. Phil. Astrid S. 1979. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Bina Cipta : Bandung
Soedarno, Drs. P, Msc. 1996. Ilmu Sosial Dasar (Buku Panduan Mahasiswa). Gramedia : Jakarta
BAB I
Pendahuluan
Setiap masyarakat senantiasa mempunyai penghargaan tertentu terhadap suatu hal dalam masyarakat yang bersangkutan. Kalau suatu masyarakat lebih menghargai kekayaan material daripada kehormatan, misalnya, maka mereka yang lebih banyak mempunyai kekayaan material akan menempati kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pihak-pihak lain. Gejala tersebut menimbulkan lapisan masyarakat, yang merupakan pembedaan posisi seseorang atau suatu kelompok dalam kedudukan yang berbeda-beda secara vertikal.Filosof Aristoteles (Yunani) mengatakan didalam negara terdapat tiga unsur, yaitu mereka yang kaya sekali, yang melarat, dan yang ditengah-tengahnya.
Seorang sosiolog terkemuka Pitrim A. Sorokin berkata bahwa sistem lapisan merupakan ciri yang tetap dan umum dalam setiap masyarakat yang hidup teratur. Sistem lapisan dalam masyarakat tersebut, dalam sosiologi dikenal dengan Sosial Stratification. Kata Stratification berasal dari stratum (jamaknya : strata) yang berarti lapisan. Pitrim A. Sorokin menyatakan bahwa Sosial Stratification adalah pembeda penduduk atau masyarakat kedalam kelas-kelas secara bertingkat (hirarkis). P.J. Bouman menggunakan istilah tingkatan atau dalam bahasa belanda disebut stand, yaitu golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu dan menurut gengsi kemasyarakatan. Istilah stand juga dipakai oleh Max Weber
Semakin rumit dan semakin maju teknologi suatu masyarakat, semakin kompleks pula sistem lapisan masyarakat. Lapisan tersebut, tidak hanya dapat dijumpai pada masyarakat manusia, tetapi juga pada masyarakat hewan dan tumbuhan. Akan tetapi pembicaraan kita hanya akan dibatasi pada lapisan masyarakat manusia.
Bentuk-bentuk kongkrit lapisan masyarakat tersebut banyak. Akan tetapi secara prisipil bentuk-bentuk tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam tiga macam kelas, yaitu ekonomis, politis dan didasarkan pada jabatan-jabatan tertentu dalam masyarakat.
BAB II
ISI
A.PENGERTIAN PELAPISAN MASYARAKAT
Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat). Kata stratification berasal dari kata stratum, jamaknya strata yang berarti lapisan.
Menurut Pitirim A. Sorokin, pelapisan sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atau hierarkis. Perwujudannya adalah adanya lapisan-lapisan di dalam masyarakat, ada lapisan yang tinggi dan ada lapisan-lapisan di bawahnya.
Menurut P.J. Bouman, menggunakan istilah tingkatan atau dalam bahasa belanda disebut stand, pelapisan sosial adalah golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu.Oleh karena itu, mereka menuntut gengsi kemasyarakatan. Hal tersebut dapat dilihat dalam kehidupan anggota masyarakat yang berada di kelas tinggi.
B.TERJADINYA LAPISAN MASYARAKAT
Adanya sistem lapisan masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Tetapi ada pula yang disengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama. Secara teoritis, semua manusia dapat dianggap sederajat. Akan tetapi, sesuai dengan kenyataan hidup kelompok-kelompok sosial, halnya tidaklah demikian. Pembedaan atas lapisan merupakan gejala universal yang merupakan bagian sistem sosial setip masyarakat.
Pokok Terjadinya Proses Lapisan Masyarakat
1. Sistem lapisan mungkin berpokok pada sistem pertentangan dalam masyarakat.
2. Sistem lapisan dapat dianalisis dalam ruang lingkup unsur-unsur sebagai berikut :
a. Distribusi hak-hak istimewa yang objektif.
b. Sistem pertanggaan yang diciptakan para warga masyarakat.
c. Kriteria sistem pertentangan.
d. Lambang-lambang kedudukan.
e. Mudah atau sukarnya bertukar kedudukan.
f. Solidaritas diantara individu-individu atau kelompok-kelompok yang menduduki kedudukan yang sama dalam sistem sosial masyarakat ;
i. Pola-pola interaksi-interaksi.
ii. Kesamaan atau ketidaksamaan sistem kepercayaan, sikap dan nilai-nilai.
iii. Kesadaran akan kedudukan masing-masing.
iv. Aktivitas sebagai organ kolektif.
C.SIFAT SISTEM LAPISAN MASYARAKAT
Sifat sistem lapisan di dalam suatu masyarakat dapat besifat tertutup (closed social stratification) dan terbuka (open social stratification). Yang bersifat tertutup , membatasi kemungkinan pindahnya seseorang dari satu lapisan ke lapisan yang lain. Di dalam sistem yang demikian, satu-satunya untuk mejadi anggota suatu lapisan dalam masyarakat adalah kelahiran. Sebaliknya di dalam sistem terbuka, setiap anggota masyarakat mempunyai untuk berusaha dengan kecakapan sendiri untuk naik lapisan. Pada umumnya, sistem terbuka ini memberi rangsangan yang lebih besar kepada setiap anggota masyarakat untuk dijadikan landasan pembangunan masyarakat dari pada sistem tertutup.
Sistem tertutup jelas terlihat pada masyarakat India yang berkasta. Kasta di India mempunyai ciri-ciri. Sistem ini telah ada sejak berabad-abad yang lalu. Istilah untuk kasta dalam bahasa india adalah yati , sedangkan sistemnya disebut varna.
Kasta semacam ini, juga dijumpai di Amerika Serikat, dimana terdapat pemisahan yang tajam antara golongan kulit putih dengan kulit hitam. Sistem ini disebut segregation yang sebenarnya tak beda jauh dengan apartheid yang ada di Afrika Selatan.
D.KELAS-KELAS DALAM MASYARAKAT (SOCIAL CLASSES)
Kelas sosial (social class) diartikan sebagai semua orang atau keluarga yang sadar akan kedudukannya di dalam suatu lapisan, dan kedudukan mereka itu diketahui masyrakat umum.Misalnya, seseorang dikatakan miskin (mempunyai kelas sosial rendah) karena dia tinggal di sebuah gubuk reot,menjadi pengemis danserba kekurangan.
Kelas menurut Weber adalah sejumlah orang yang mempunyai persamaan dalam hal peluang untuk hidup atau nasib (life chances). Peluang untuk hidup orang tersebut ditentukan oleh kepentingan ekonomi berupa penguasaan atas barang serta kesempatan untuk memperoleh penghasilan dalam pasaran komoditas atau pasaran kerja.
Penjumlahan kelas-kelas dalam masyarakat disebut class-system. Artinya, semua orang dan keluarga yang sadar akan kedudukan mereka itu diketahui dan diakui oleh masyarakat umum. Jadi pengertian kelas adalah paralel dengan pengertian lapisan tanpa membedakan apakah dasar lapisan itu faktor uang, tanah, kekuasaan atau dasar lainnnya.
Apabila pengertian kelas ditinjau secara lebih mendalam, maka akan dijumpai beberapa kriteria yang tradisonal, yaitu :
1. Besar jumlah anggota-anggotanya.
2. Kebudayaan yang sama, yang menentukan hak-hak dan kewajiban-kewajiban warganya.
3. Kelanggengan.
4. Tanda / lambang-lambang yang merupakan ciri khas.
5. Batas-batas yang tegas (bagi kelompok itu terhadap kelompok lainnya).
6. Antagonisme tertentu.
E.DASAR LAPISAN MASYARAKAT
Di antara lapisan atasan dengan yang relatif terendah, terdapat lapisan yang jumlahnya relatif banyak. Ukuran atau kriteria yang biasa dipakai untuk menggolongkan anggota-anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan adalah sebagai berikut :
1. Ukuran kekayaan.
Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, barang siapa tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam berbelanja.
2. Ukuran kekuasaan.
Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan.
3. Ukuran kehormatan.
Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur.
4. Ukuran ilmu pengetahuan.
Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan.
Ukuran di atas tidaklah bersifat limitatif (baku), karena masih ada ukuran-ukuran lainnya yang dapat digunakan. Akan tetapi ukuran-ukuran di atas amat menentukan sebagai dasar timbulnya sistem lapisan dalam masyarakat tertentu.
F.UNSUR-UNSUR LAPISAN MASYARAKAT
Hal yang mewujudkan unsur dalam teori sosiologi tentang sistem lapisan masyarakat adalah kedudukan (status) dan peranan (role). Kedudukan dan peranan merupakan unsur-unsur baku dalam lapisan, dan mempunyai arti yang penting bagi sistem sosial.
Sistem sosial adalah pola-pola yang mengatur hubungan timbal balik antar individu dalam masyarakat dan antara individu dengan masyarakat, dan tingkah laku individu-individu tersebut.
1. Kedudukan (Status)
Kadang-kadang dibedakan antara pengertian kedudukan (status), dengan kedudukan sosial (Social Status). Kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Kedudukan sosial artinya, adalah tempat seseorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang-orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisenya, dan hak-hak serta kewajiban-kewajibannya.Kedudukan tertentu yang dimiliki seseorang atau melekat pada dirinya serta tercermin melalui kehidupan sehari-harinya disebut status symbol.
Kedudukan berarti tempat seseorang dalam suatu pola tertentu. Seseorang dikatakan mempunyai beberapa kedudukan, karena seseorang biasanya ikut serta dalam berbagai pola kehidupan.
Masyarakat pada umumnya mengemban dua macam kehidupan, yaitu :
a. Ascribed status,yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan.kedudukan tersebut diperoleh karena kelahiran.
b. Achieved status adalah kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja.Kedudukan in bersifat terbuka bagi siapa saja,tergantung dari kemampuan masing-masing dalam mencapai tujuannya. Contoh achieved status yaitu seperti harta kekayaan, tingkat pendidikan, pekerjaan
Ada juga yang membedakan kedudukan menjadi satu macam lagi yaitu,Assigned-status.ini merupakan kedudukan yang dibberikan kepada seseorang oleh suatu kelompok atau golongan karena orang tersebut berjasa atau dia telah meperjuangkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dan kepetingan masyarakat. Contohnya seperti seseorang yang dijadikan kepala suku, ketua adat, sesepuh, dan sebagainya.
2. Peranan (Role)
Peranan (Role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka dia menjalankan suatu peranan. Tak ada peranan tanpa kedudukan atau sebaliknya. Posisi seseorang dalam masyarakat (yaitu social position) merupakan unsur statis yang menunjukan tempat individu pada organisasi masyarakat. Peranan lebih banyak menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu proses. Peranan mungkin menckup tiga hal, yaitu :
a. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat.
b. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.
Suatu pemisahan antara individu dengan individu dengan peranannya yang sesungguhnya harus dilaksanakannya. Hal ini dinamakan role distance. Gejala itu timbul apabila dirinya merasa tertekan. Lingkaran sosial adalah kelompok sosial dimana seseorang mendapat tempat serta kesempatan untuk melasanakan peranannya.
Seseorang senantiasa berhubungan dengan pihak lain. Biasanya setiap pihak mempunyai peranan tertentu. Contohnya adalah seseorang dokter yang berinteraksi dengan pihak-pihak tertentu di dalam suatu sub sistem sosial rumah sakit.
Di Indonesia terdapat kecendrungan untuk lebih mementingkan kedudukan kuat ketimbang peranan. Gejala tersebut terutama disebabkan adanya kecendrungan kuat untuk lebih mementingkan nilai materialisme daripada spiritualisme.
G.LAPISAN YANG SENGAJA DISUSUN
Menurut Barnard, sistem pembagian kedudukan pada pokoknya diperlukan secara mutlak, agar organisasi dapat bergerak secara teratur untuk mencapai tujuan yang diniatkan oleh para penciptanya. Sistem kedudukan dalam organisasi formal timbul karena pebedaan-perbedaan kebutuhan, kepentingan, dan kemampuan individual yang mencakup :
1) Perbedaan kemampuan individu.
2) Perbedaan-perbedaan yang menyangkut kesukaran untuk melakukan bermacam-macam jenis pekerjaan.
3) Perbedaan kepentingan masing-masing jenis pekerjaan.
4) Keinginan pada kedudukan yang formal sebagai alat sosial atau organisasi.
5) Kebutuhan bagi seseorang.
Pada sistem lapisan yang disengaja terdapat berbagai cara untuk menentukan atau menetapkan kedudukan seseorang.
H.MOBILITAS SOSIAL (SOCIAL MOBILITY)
1. Pengertian Umum Dan Jenis-Jenis Gerak Sosial
Gerak sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial. Yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompk sosial. Struktur menakup sifat-sifat hubungan antara individu dalam kelompok, dan hubungan individu antara kelompoknya.
Tipe-tipe gerak sosial yang prinsipil ada dua macam, yaitu gerak sosial horizontal dan vertikal. Gerak sosial horizontal merupakan peralihan individu atau objek-objek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat.
Gerak sosial vertikal yaitu perpindahan individu atau objek sosial dari suatu kedudukan sosial ke kededudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Gerak sosial yang naik mempunyai dua bentuk :
a. Masuknya individu-individu yang mempunyai kedudukan rendah kedalam kedudukan yang lebih tinggi, kedudukan mana telah ada.
b. Pembentukan suatu kelompok baru, yang kemudian ditempatkan pada derajat yang lebih tinggi dari kedudukan individu-individu pembentuk kelompok tertentu.
Gerak sosial vertikal yang menurun mempunyai dua bentuk, yaitu :
a. Turunnya kedudukan individu ke kedudukan yang lebih rendah derajatnya.
b. Turunnnya derajat sekelompok individu yang dapat berupa disintegrasi kelompok sebagai kesatuan.
2. Tujuan Penelitian Gerak Sosial
Para sosiolog meneliti gerak sosial untuk mendapatkan keterangan-keterangan perihal keteraturan dan keluwesan struktur sosial.
3. Prinsip Umum Gerak Sosial Yang Vertikal
Prinsip-prinsip umum yang sangat penting bagi gerak sosial vertikal adalah sebagai berikut :
a. Hampir tak ada masyarakat yang sifat sistem lapisannya mutlak tertutup.
b. Bagaimanapun terbukanya sistem lapisan dalam suatu masyarakat tak mungkin gerak sosial yang vertikal dilakukan dengan sebebas-bebasnya.
c. Gerak sosial vertikal yang umum berlaku bagi semua masyarakat tak ada.
d. Laju gerak sosial vertikal yang disebabkan oleh faktor-faktor ekonomi, politik, serta pekerjaan adalah berbeda.
e. Berdasarkan bahan-bahan sejarah, khususnya dalam gerakan sosial vertikal yang disebabkan faktor-faktor ekonomis, politik, dan pekerjaan tak ada kecendrungan yang kontinyu perihal bertambah atau berkurangnnya laju gerak sosial.
4. Saluran Gerak Sosial Vertikal
Gerak sosial vertikal melalui saluran disebut social circulation saluran yang terpenting adalah angkatan bersenjata, lembaga keagamaan, sekolah, organisasi polotik, ekonomi dan keahlian.
I.PERLUNYA SISTEM LAPISAN MASYARAKAT
Setiap masyarakat harus menempatkan individu-individu pada tempat-tempat tertentu dalam struktur sosial dan mendorong mereka untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban sebagai akibat penempatan tersebut. Kedudukan dan peranan tertentu sering memerlukan kemampuan dan latihan-latihan tertentu. Pentingnya kedudukan dan peranan tersebut juga tidak selalu sama. Maka mau tidak mau harus ada sistem lapisan masyarakat.
BAB III
KESIMPULAN
Stratification berasal dari stratum (jamaknya : strata) yang berarti lapisan
Sifat sistem lapisan di dalam suatu masyarakat dapat besifat tertutup (closed social stratification) dan terbuka (open social stratification).
Kelas sosial (social class) diartikan sebagai semua orang atau keluarga yang sadar akan kedudukannyya di dalam suatu lapisan, dan kedudukan mereka itu diketahui masyrakat umum.
Ukuran atau kriteria yang biasa dipakai untuk menggolongkan anggota-anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan adalah :
Ukuran kekayaan.
Ukuran kekuasaan.
Ukuran kehormatan.
Ukuran ilmu pengetahuan.
Unsur dalam teori sosiologi tentang sistem lapisan masyarakat adalah kedudukan (status) dan peranan (role).
Gerak sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Drs. Abu. 1997. Ilmu Sosial Dasar (Edisi Revisi). Rineka Cipta : Jakarta
http://arioadityo.multiply.com/journal/item/7/Stratifikasi_Sosial
http://massofa.wordpress.com/2008/01/25/sosialisasi-dan-stratifikasi-sosial/
http://organisasi.org/jenis-jenis-macam-macam-status-sosial-stratifikasi-sosial-dalam-masyarakat-sosiologi
Polak, Drs. J. B. A. F. Marjor. 1982. Sosiologi suatu buku pengantar ringkas (cetakan ke-10). Ikhtiar Baru : Jakarta
Sanderson, Stephen K. 1993. Sosiologi Makro. Rajawali Pers : Jakarta
Shadily, Hassan. 1989. Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia (cetakan ke-11). Bina Aksara : Jakarta
Soekanto, Soerjono. 1995. Sosiologi Suatu Pengantar (Edisi baru ke-4). Rajawali Pers : Jakarta
Susanto, Dr. Phil. Astrid S. 1979. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Bina Cipta : Bandung
Soedarno, Drs. P, Msc. 1996. Ilmu Sosial Dasar (Buku Panduan Mahasiswa). Gramedia : Jakarta